Thursday, May 9, 2013

Penggunaan Bahan Komposit Pada pesawat Terbang


(ilustrasi)
Teknologi modern menuntut untuk dapat menemukan bahan-bahan yang ringan namun memiliki daya tahan (kekuatan) yang besar. Bahan dengan karakter seperti ini sangat banyak gunanya, terutama dimanfaatkan sebagai bahan utama untuk badan pesawat terbang. Karena pada prinsipnya, semakin ringan desain pesawat terbang, maka bahan bakar yang di perlukan akan semakin sedikit, sehingga berdampak langsung pada efisiensi sebuah bisnis penerbangan.

Saat ini, pesawat-pesawat terbaru menggunakan bahan komposit sebagai komponen utama fuselage (badan pesawat). Keuntungannya adalah bahwa bahan ini ringan dan lebih kuat bila dibandingkan dengan allumunium alloy atau sejenisnya yang biasa dipakai pada pesawat-pesawat versi lama. Kekuatan yang besar pada bahan ini memungkinkan pesawat untuk mengatur tekanan kabin pesawat  agar lebih dekat dengan tekanan pada permukaan tanah (sea level). Ini sangat mungkin sebab di samping kuat, fuselage dengan komposit tidak memerlukan banyak sambungan.

Bila dibandingkan dengan pesawat generasi sebelumnya, maka pesawat versi modern seperti Boeing 787, tekanan ruangan kabinnya dapat dinaikkan hingga selevel dengan tekanan pada ketinggian udara 6.000 kaki di atas sea level. Sebab pada dasarnya, kondisi udara yang semakin dekat dengan bumi akan semakin nyaman bagi penumpang sebuah pesawat terbang. Sehingga untuk berbagai jenis pesawat terbang masa kini, bagian fuselage-nya memakai bahan komposit baik sebagian maupun secara keseluruhan. Jadi dengan ditemukannya bahan ini, berat menjadi lebih ringan sehingga mampu menaikkan angka MTOW (maximum take-off weight) yang mana berarti menambah daya muatnya. 

Sebagaimana peribahasa tiada gading yang tak retak, bahan komposit ternyata memiliki kelemahan juga. Kelemahannya yaitu terdapat kecenderungan terbentuk retakan tipis pada fuselage pesawat sebagai akibat dari faktor lingkungan. Semakin lama, retakan yang bisa jadi tak terlihat ini akan terus membesar hingga akhirnya dapat menyebabkan kerusakan tak terduga yang cukup signifikan. Sehingga dengan demikian diperlukan pemeriksaan berkala yang lebih intens baik secara visual maupun menggunakan alat NDT (Non Destructive Test). Namun demikian, pada akhirnya, teknologi akan semakin berkembang untuk menyempurnakan kekurangan dari temuan-temuan sebelumnya.



lihat juga :
 




No comments:

Post a Comment